fashion
Terletak di Dusun Kerep, Hafara adalah salah satu usaha yang berfokus pada bidang fashion, tepatnya pada sepatu batik. Sepatu batik yang dibuat dapat dipesan melalui berbagai platform seperti Facebook, Instagram, maupun Whatsapp. Summer dan Pam adalah contoh merek sol yang digunakan oleh Ibu Nurochmi kala membuat produknya. Pewarna yang digunakan terdiri dari dua macam yakni alami dan sintetis. Nurochmi selaku pemilik menjelaskan bahwa pewarna alami meskipun warnanya tidak terlalu nyentrik atau mencolok, memiliki daya tahan warna yang lama (re: tidak gampang kusam). Sebaliknya, pewarna sintetis yang memiliki warna mencolok justru lebih mudah kusam maupun “kabur”.
kopi
Kopi Pandan Wangie adalah salah satu usaha kopi bubuk yang berdiri di Desa Gemawang, tepatnya pada Dusun Banaran. Pak Hafri Samsuri menjelaskan bahwa biji kopi yang digunakan dalam membuat kopi bubuk berasal dari kebun sendiri maupun membeli ke pengepul apabila stok biji kopi dari kebun habis. Peralatan yang digunakan oleh Pak Hafri dalam mengolah kopinya adalah handmade atau buatan sendiri. Alat yang dibuat sendiri dan digunakan diantaranya adalah mesin roasting dan grinder biji kopi. Alat-alat tersebut dibuat oleh ayah Pak Hafri dan kemudian dilanjutkan penggunaannya oleh Pak Hafri.
kerajinan
Arizqy adalah salah satu UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang berfokus pada bidang fashion, terkhusus tas, dompet, dan souvenir. UMKM ini terletak pada Dusun Selo, RT 01 RW 05, Gemawang. Ibu Nur Khamami sebagai pemilik awalnya mengikuti pelatihan menjahit hingga kemudian beralih membuka usaha jahit sendiri.
minuman
Salah satu usaha yang menawarkan produk berupa minuman adalah Shaqueena. Minuman yang ditawarkan adalah wedang uwuh. Pak Bejo selaku pemilik Shaqueena menjelaskan bahwa asal nama usahanya berasal dari nama anaknya. Awal mula pak Bejo memulai usahanya adalah tahun 2017. Bahan-bahan yang digunakan dalam wedang uwuh Shaqueena adalah kayu secang, rondong, cengkeh, gagang cengkeh, kapulaga, jahe, dan gula batu.
Rosali Fashion yang berlokasi di Dusun Guyang Warak adalah usaha yang berfokus pada bidang sandang. Ibu Yuliyati, sebagai pemilik, mengungkapkan bahwa nama Rosali adalah nama anaknya yang kemudian diadopsi sebagai nama usahanya. Produk yang dihasilkan oleh Rosali Fashion diantaranya adalah gamis, kemeja, celana, baju koko, pakaian anak-anak maupun pakaian wanita.
Pengrajin kayu
Kayu Anugerah Kreatif adalah salah satu UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang bergerak dalam bidang craft. Pak Hartanto sebagai pemilik menjelaskan bahwa usahanya memiliki fokus utama pada pembuatan boks sarang lebah. Usaha ini telah berdiri sejak tahun 2006 dan menurut pemilik, mengalami peningkatan order yang signifikan pada masa pandemi. Hal ini dapat dimengerti karena ketika pandemi Covid-19, manusia jarang keluar rumah dan berinteraksi dengan alam. Dalam kondisi demikian, alam memiliki keleluasaan untuk merevitalisasi dirinya. Para peternak lebah tentunya melihat ini sebagai kesempatan untuk mengembangkan bisnisnya yang pada gilirannya berimbas pada jumlah permintaan boks lebah.
Fashion
Namanya adalah Isrofi, seorang penjahit kondang asal Desa Gemawang. Inspirasi awal Pak Ropi dalam menjahit adalah karena dulu beliau menginginkan baju akan tetapi saat itu belum memiliki uang. Dengan keinginan yang kuat, beliau belajar kepada tetangganya bagaimana cara menjahit. Berawal dari situ, beliau terus menambah kemampuannya terkait urusan jahit-menjahit melalui seminar yang diikuti.
Kue
Yu Ani Cake adalah satu-satunya UMKM Desa Gemawang yang memiliki spesialisasi pada bidang cake atau kue. Mbak Ani sebagai pemilik mengakui bahwa beliau sudah senang membuat kue sejak kecil. Latihan bertahun-tahun yang dijalankan sekaligus sebagai hobi memampukan Mbak Ani untuk membuka usaha ini. Awal mula kemunculan usaha ini adalah pada tahun 2019 ketika Mbak Ani dimintai tolong untuk membuat kue ulang tahun. Dengan hasil yang baik, beliau mencoba peruntungannya dengan mempromosikan kuenya dan terbukti berhasil hingga mampu berlanjut hingga sekarang.
Dawet
Dawet Enda merupakan salah satu UMKM yang terdapat di Desa Gemawang. Ibu Eni selaku pemilik usaha memilih nama akronim Eni Dawet menjadi Enda sebagai nama usaha beliau. Dawet yang dijual terbuat dari beberapa komposisi seperti santan, juruh, dan cendol. Beliau membuat pukul 22.00 WIB lalu menjualnya saat pagi hari. Bu Eni mulai berjualan sekitar pukul 08.00-09.00 WIB.
Tusuk Bambu
Tusuk sate cap “Badai” merupakan salah satu UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) craft yang berlokasi di Dusun Banaran. Pemiliknya, Pak Bambang, bercerita mengenai awal terbentuknya UMKM ini dimana beliau membuat sendiri tusuk sate sedari awal hingga pengemasan dan pemasarannya. Produk yang ditawarkan antara lain tusuk sate tumpul untuk tusuk sempol dan tusuk sate lancip untuk tusuk cilok dan sate. Saat ini, Pak Bambang membeli produk dari Salatiga yang setelahnya dikeringkan dan dikemas di kediamannya.
Kerupuk
Kerupuk rambak budi karya merupakan salah satu usaha kerupuk rambak mentah yang berlokasi di Dusun Krajan. Usaha ini sudah berdiri sejak lama dengan nama nguripi yang menggunakan strategi pemasaran secara offline dan memiliki pelanggan tetap. Produk yang ditawarkan dari usaha ini berupa kerupuk rambak mentah yang dapat bertahan selama kurang lebih enam bulan sehingga cocok untuk dijadikan sebagai salah satu buah tangan dari Desa Gemawang.
Keripik
Salah satu UMKM yang masih berjalan di Dusun Banaran adalah Keripik Udi Roso yang berfokus pada penjualan keripik singkong, talas, dan klathak. Usaha ini merupakan salah satu usaha dengan produksi rumahan yang dapat menghasilkan kurang lebih 7 kg keripik setiap harinya. Proses pembuatan keripik ini terdiri dari pengupasan bahan, pencucian, perajangan yang bedanya jika talas harus didiamkan dulu hingga sedikit kering sebelum dirajang, pengukusan hingga setengah matang, perajangan dan penggorengan, lalu langkah terakhir sebelum pengemasan adalah spinner untuk menghilangkan sisa minyak.
Madu
Madu Kampung Banaran adalah satu dari sekian banyak UMKM Madu yang berdiri di Desa Gemawang khususnya di Dusun Banaran. Bu Ummi menceritakan bahwa awal mula berdirinya Madu Kampung Banaran adalah ketika beliau dititipi oleh temannya untuk membelikan madu lantaran pada saat itu di desa Gemawang sudah memiliki banyak peternak maupun penjual madu. Berawal dari hal tersebut, Bu Ummi mencoba peruntungan untuk menghasilkan madu sendiri dan memulai usaha madunya.
Makanan
Sejak dahulu, singkong sudah menjadi salah satu bahan makanan yang dapat diolah menjadi berbagai varian, salah satu inovasinya adalah singkong beku. Singkong Beku Mbak Mun yang berdiri di Dusun Banaran adalah salah satu contoh usaha yang masih berdiri hingga saat ini. Untuk proses pengolahannya, singkong yang digunakan oleh usaha ini diambil dari kebun sendiri dan diolah secara mandiri oleh pemilik. Tak hanya singkong yang dimanfaatkan, namun limbah yang dihasilkan juga diolah lagi menjadi tepung/tiwul, jadi sampah yang dihasilkan akan berkurang.
Salah satu UMKM yang bergerak pada dunia fashion adalah Hammada yang berlokasi di Dusun Selo. Usaha ini telah dirintis sejak kurang lebih tujuh tahun yang lalu dan masih terus eksis hingga hari ini. Mayoritas dari pesanan yang diterima oleh Hammada antara lain seragam sekolah dan guru, jilbab, hingga jahitan untuk fashion show batik ecoprint.
Gunung Watu adalah tempat wisata alam di Desa Gemawang berupa tumpukan batu-batu besar di atas bukit. Menurut legenda, Gunung Watu terbentuk karena kutukan dari Sunan Katong kepada Paku Wojo yang telah menyalahgunakan kerisnya. Wisata ini terletak di Dusun Kerep.
Di bawah Yayasan Losari, Batik Losari mulai memproduksi batik tulis dengan warna alami sejak 2006. Studio batik pertama yang dimiliki adalah Omah Batik Jlamprang yang terletak di Jlamprang, Gemawang. Batik Losari memilih filosofi tanaman atau objek di sekitar untuk motif batik tulis yang dibuat. Identitas dari Batik Losari adalah “women, culture and nature”.
Ada yang mengatakan jika Tari Topeng Ireng berawal dari Desa Tuksongo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah yang menggambarkan sekelompok prajurit melawan penjajah Belanda saat itu. Dahulu Topeng Ireng disebut dengan Dayakan karena menggunakan pakaian yang mirip dengan pakaian khas Dayak. Karena dikhawatirkan terdapat unsur SARA di kata Dayakan, maka pada pemerintahan Soeharto, Dayakan diubah namanya menjadi Topeng Ireng. Topeng Ireng merupakan singkatan dari Toto Lempeng Irama Kenceng. Kalimat tersebut memiliki makna, Toto berarti menata, Lempeng berarti lurus, Irama berarti nada, dan Kenceng berarti keras, sehingga dapat diartikan sebagai tarian yang para penarinya berbaris lurus dengan irama yang cepat. Topeng Ireng mengkombinasikan ilmu bela diri pencak silat dan syiar agama Islam, serta juga menggambarkan kehidupan masyarakat lereng Gunung Merapi dan Merbabu yang hidup berdampingan atau akrab dengan alam. Topeng Ireng biasa digunakan dalam acara nyadran, mertri desa atau bersih desa, acara karnaval atau hajatan, dan acara lainnya.
Tari Kubro Siswo berawal dan berkembang dari sekitar daerah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kata Kubro Siswo merupakan singkatan dari Ubahing Badan lan Rogo yang berarti “kesenian mengenai gerak badan dan jiwa” atau mengingatkan untuk selalu seimbang dalam kehidupan dunia dan akhirat. Kubro Siswo adalah kesenian yang menggambarkan semangat perjuangan bangsa dalam menghadapi penjajah Belanda dan juga digunakan untuk menyebarkan agama Islam. Kubro Siswo biasanya digunakan dalam acara hajatan, bersih desa, acara-acara ketika bulan Ramadhan, dan acara-acara lainnya.
Angklung Wisanggeni sudah ada sejak tahun 2018 dan sudah tampil di beberapa daerah, seperti Semarang, Magelang, dan Temanggung. Angklung Wisanggeni biasanya tampil untuk meramaikan acara-acara, seperti acara hajatan, khitanan, dan lain-lain.
Carang Turonggo merupakan kesenian reog yang sudah ada sejak 1986. Carang Turonggo sendiri juga sudah tampil di beberapa daerah di Kabupaten Semarang dan biasanya tampil untuk berbagai acara, seperti hajatan hingga selamatan desa.
© 2022 KKN PPM UGM Jambu JT092